Rabu, 29 April 2015

Imunisasi



Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.
Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit dan imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.
Teknik atau cara pemberian imunisasi umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai berbagai jenis vaksin, manfaat yang diperoleh dan reaksi yang didapat.
1. Vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin)

Vaksin BCG diberikan ketika bayi berusia 2-3 bulan agar bayi mendapat kekebalan terhadap penyakit tuberkolosis (TBC). Bila vaksin BCG diberikan sesudah bayi berumur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin.Pemberian suntikan bisa diulang pada usia 10-13 tahun, jika dianggap perlu.Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan di kulit lengan atau paha.Setelah disuntik, pada tempat bekas suntikan biasanya akan timbul semacam bisul kecil yang akan mengering dengan sendirinya. Apabila terjadi reaksi lokal di tempat suntikan, maka perlu dilakukan evaluasi lebih lanjut.

2. Vaksin DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis)

Vaksin DTP merupakan vaksin yang dapat memberikan perlindungan kepada anak terhadap berbahaya berjenis difteri (kuman yang dapat membentuk selaput abu-abu atau hitam di tenggorokan), tetanus (infeksi yang menyebabkan kejang otot kuat yang bisa mematahkan tulang), dan pertusis (penyakit menular yang menyebabkan penyakit parah, batuk tak terkendali, yang dikenal sebagai batuk rejan).

Vaksin ini diberikan kepada anak-anak selama 5 kali dosis masing-masing pada umur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, 18 sampai 24 bulan, dan umur 5 tahun. Dan diulang pada umur 10-12 tahun dan umur 18 tahun supaya terhindar dari tetanus. DTP dapat dikombinasikan dengan vaksinasi lain untuk mengurangi frekuensi suntikan vaksin.

Saat ini, DTP dengan hepatitis B dan vaksin polio pemberiannya bisa digabung. Suntikan vaksin dilakukan pada lengan atau paha bayi. Biasanya bayi yang baru saja mendapat vaksin ini mengalami sedikit demam dan tempat bekas suntikan terasa sakit.

3. Vaksin Campak (morbilli, measles)

Vaksin diberikan dengan tujuan agar tubuh anak mendapat kekebalan terhadap penyakit campak. Vaksin pertama diberikan saat bayi berumur 9 bulan dan vaksin ulangan diberikan pada umur 5-7 tahun. Reaksi yang timbul pada tubuh anak berupa demam. Biasanya terjadi satu minggu setelah mendapat suntikan imunisasi.

4. Vaksin Polio (IPV) 

Vaksin ini merupakan salah satu vaksin yang berhasil karena semenjak adanya vaksin ini terjadi penurunan kasus polio di masyarakat.  Polio dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Vaksin diberikan pada usia 0, 2, 4, dan 6 bulan. Vaksin ini harus diulang agar selalu terlindung pada umur 3 dan 6 tahun. Bayi yang lahir di rumah sakit diberikan vaksin ini saat bayi dipulangkan untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain. 

5. Vaksin Hepatitis B

Bayi harus mendapatkan vaksin hepatitis B ini dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dilanjutkan dengan vaksin kedua pada umur 1 bulan dan vaksin ketiga diberikan pada umur  6 bulan. Vaksin ini melindungi anak dari virus hepatitis B yang dapat menginfeksi hati. Vaksin ini juga dapat diberikan kepada bayi selama proses persalinan jika ibu terbukti terinfeksi.

Virus ini bisa menular ke orang lain melalui kontak darah atau cairan tubuh lain (berbagi sikat gigi dan peralatan dapat meningkatkan resiko terkena penyakit). Penyakit ini cukup berbahaya dan dapat mengakibatkan kerusakan hati bahkan berkembang menjadi kanker. Oleh karena itulah vaksin hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Efek samping yang paling umum dirasakan setelah vaksinasi jenis ini adalah rasa sakit di lokasi suntikan atau demam ringan. 
6. Vaksin Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi virus yang mempengaruhi hati dan dapat menyebabkan sejumlah gejala, termasuk demam, kelelahan, sakit kuning, dan kehilangan nafsu makan.Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi apabila terkena penyakit ini waktu penyembuhannya cukup lama, yakni sekitar 1 sampai 2 bulan. 

Anak-anak bisa tertular penyakit ini dari berbagi makanan atau minuman dengan penderita Hepatitis A atau dengan memasukkan makanan yang terkontaminasi atau benda di mulut mereka. Vaksin ini diberikan pada anak-anak yang berusia 24 bulan, dua kali dengan interval 6-12 bulan diantara vaksinasi. Reaksi yang bisa didapatkan dari vaksin ini adalah rasa sakit di tempat suntikan, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan.

7. Vaksin Tifoid

Vaksin Tifoid polisakarida diberikan pada umur 2 tahun.Vaksin ini diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat hanya bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun saja. Oleh karena itu perlu dilakukan vaksin ulang kembali setiap 3 tahun.

Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis, yaitu imunisasi oral dan suntikan. Imunisasi oral berupa kapsul diberikan selang sehari selama 3 kali. Hal ini biasanya dilakukan untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan hanya satu kali. Tidak ada efek samping yang didapat pada imunisasi ini. 



Sumber :

Kamis, 16 April 2015

ISU PEMANASAN GLOBAL





A.    Apa itu Pemanasan Global
  "Panas banget ya hari ini!” Seringkah Anda mendengar pernyataan tersebut terlontar dari orang-orang di sekitar Anda ataupun dari diri Anda sendiri? Anda tidak salah, data-data yang ada memang menunjukkan planet bumi terus mengalami peningkatan suhu yang mengkhawatirkan dari tahun ke tahun. Selain makin panasnya cuaca di sekitar kita, Anda tentu juga menyadari makin banyaknya bencana alam dan fenomena-fenomena alam yang cenderung semakin tidak terkendali belakangan ini. Mulai dari banjir, puting beliung, semburan gas, hingga curah hujan yang tidak menentu dari tahun ke tahun. Sadarilah bahwa semua ini adalah tanda-tanda alam yang menunjukkan bahwa planet kita tercinta ini sedang mengalami proses kerusakan yang menuju pada kehancuran! Hal ini terkait langsung dengan isu global yang belakangan ini makin marak dibicarakan oleh masyarakat dunia yaitu Global Warming (Pemanasan Global). Apakah pemanasan global itu? Secara singkat pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi. Pertanyaannya adalah: mengapa suhu permukaan bumi bisa meningkat?
B.     Penyebab Pemanasan Global
Penelitian yang telah dilakukan para ahli selama beberapa dekade terakhir ini menunjukkan bahwa ternyata makin panasnya planet bumi terkait langsung dengan gas-gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Khusus untuk mengawasi sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membentuk sebuah kelompok peneliti yang disebut dengan International Panel on Climate Change (IPCC). Setiap beberapa tahun sekali, ribuan ahli dan peneliti-peneliti terbaik dunia yang tergabung dalam IPCC mengadakan pertemuan untuk mendiskusikan penemuan-penemuan terbaru yang berhubungan dengan pemanasan global, dan membuat kesimpulan dari laporan dan penemuan- penemuan baru yang berhasil dikumpulkan, kemudian membuat persetujuan untuk solusi dari masalah tersebut . Salah satu hal pertama yang mereka temukan adalah bahwa beberapa jenis gas rumah kaca bertanggung jawab langsung terhadap pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta pembangkit tenaga listrik.
C.     Apa itu Gas Rumah Kaca?
Atmosfer bumi terdiri dari bermacam-macam gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat, dengan begitu tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan baik karena memiliki panas matahari yang cukup. Planet kita pada dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari. Sebagai perbandingan, planet mars yang memiliki lapisan atmosfer tipis dan tidak memiliki efek rumah kaca memiliki temperatur rata-rata -32o Celcius.
Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer. Setiap gas rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbedabeda. Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh sebuah molekul metana menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali dari CO2. Tetapi untungnya pemakaian CFC telah dilarang di banyak negara karena CFC telah lama dituding sebagai penyebab rusaknya lapisan ozon.
 http://www.pemanasanglobal.net/faq/images/efek-rumah-kaca.jpg
D.    Apa Penyebab Utama Pemanasan Global?
Dalam laporan PBB (FAO) yang berjudul Livestock's Long Shadow: Enviromental Issues and Options (Dirilis bulan November 2006), PBB mencatat bahwa industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%). Emisi gas rumah kaca industri peternakan meliputi 9 % karbon dioksida, 37% gas metana (efek pemanasannya 72 kali lebih kuat dari CO2), 65 % nitro oksida (efek pemanasan 296 kali lebih kuat dari CO2), serta 64% amonia penyebab hujan asam. Peternakan menyita 30% dari seluruh permukaan tanah kering di Bumi dan 33% dari area tanah yang subur dijadikan ladang untuk menanam pakan ternak. Peternakan juga penyebab dari 80% penggundulan Hutan Amazon.
Sedangkan laporan yang baru saja dirilis World Watch Institut menyatakan bahwa peternakan bertanggung jawab atas sedikitnya 51 persen dari pemanasan global.
Penulisnya, Dr. Robert Goodland, mantan penasihat utama bidang lingkungan untuk Bank Dunia, dan staf riset Bank Dunia Jeff Anhang, membuatnya berdasarkan “Bayangan Panjang Peternakan”, laporan yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO). Mereka menghitung bidang yang sebelumnya  dan memperbarui hal lainnya, termasuk siklus hidup emisi produksi ikan yang diternakkan, CO2 dari pernapasan hewan, dan koreksi perhitungan sebenarnya yang menghasilkan lebih dari dua kali lipat jumlah hewan ternak yang dilaporkan di planet ini.
Emisi metana dari hewan ternak juga berperan sebesar 72 kali lebih dalam menyerap panas di atmosfer daripada CO2. Hal ini mewakili kenaikan yang lebih akurat dari perhitungan asli FAO dengan potensi pemanasan sebesar 23 kali. Meskipun demikian, para peneliti itu memberitahu bahwa perkiraan mereka adalah minimal, dan karena itu total emisi 51 persen masih konservatif.




Senin, 13 April 2015

Perbedaan Akut & Kronis


a.       Akut adalah suatu gangguan atau penyakit yang timbulnya (onset) cepat, atau berlangsung dalam waktu pendek (tidak lama), dalam kurun waktu jam, hari hingga minggu. Pada kondisi tertentu, akut dapat diartikan penyakit yang berat dan memerlukan penanganan secara cepat (emergency), atau penyakit yang bersifat life safing saving.
Contohnya :  akut abdomen, infark miokard akut,apendiksitis akut, dan lain-lain.
b.      Kronis  adalah  gangguan atau penyakit yang berlangsung lama (berbilang bulan atau tahun) atau dikenal sebagai penyakit menahun.
Contoh : hipertensi, diabetes melitus, kusta, psoriasis , dan lain-lain.


Sumber :

Selasa, 31 Maret 2015

Distribusi Penyakit


Segitiga atau faktor yang dapat di pakai untuk menerangkan distribusi epidemiologi adalah person, tempat dan waktu. Ketiga faktor ini (person, place, time= PPT) yang membentuk gambaran distribusi masalah atau penyakit .informasi person, tempat dan waktu berguna untuk menggambarkan adanya perbedaan dalam keterpaparan dan susceptibilitas. Artinya, jika ada perbedaan dalam PPT maka itu dapat menjadi petunjuk adanya perbedaan paparan (exposure) agen dan kepekaan (susceptibility) pejamu. Perbedaan ini akan dapat di pakai sebagai petunjuk tentang sumber, agen yang bertanggungjawab transmisi dan penyebaran suatu penyakit.


            Sesuai dengan definisinya, epidemiologi mempelajari penyebaran masalah kesehatan pada kelompok manusia dan atau masyarakat.Penyebaran masalah kesehatan adalah keterangan tentang banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan pada sekelompok manusia yang diperinci menurut keadaan-keadaan tertentu yang dihadapi oleh masalah kesehatan tersebut, yang disebut sebagai variabel epidemiologi.Variabel epidemiologi penting yang mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan adalah manusia (man), tempat (place), dan waktu (time).

            Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan suatu masalah kesehatan tertentu yang banyak diderita oleh sekelompok umur tertentu saja, oleh jenis kelamin tertentu saja dan atau oleh suku tertentu saja.Penemuan seperti ini menjelaskan bahwa penyebaran masalah kesehatan ternyata dipengaruhi oleh ciri-ciri yang dimiliki oleh manusia yang terserang oleh masalah kesehatan tertentu. Dengan diketahuinya penyebaran masalah kesehatan menurut ciri-ciri manusia ini, disatu pihak akan diketahui bersama masalah yang dihadapi dan di lain pihak keteranagan yang diperoleh akan dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang dimaksud.
            Ciri-ciri yang mempenaruhi masalah kesehatan dalam epidemiologi dapat dibedakan atas beberapa macam, yakni umur, jenis kelamin, golongan etnik, agama, pekerjaan, pendidikan dan keadaan sosial ekonomi.

1. Umur
            Umur merupakan salah satu variabel yang penting  dalam mempelajari suatu masalah kesehatan, karena ada kaitannya dengan tiga hal yaitu:
a. Daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh orang dewasa pada umumnya jauh lebih kuat dari pada daya tahan tubuh bayi atau anak-anak.
b. Ancaman terhadap kesehatan
Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan menghadapi ancaman penyakit yang lebih besar daripada anak-anak.
c. Kesbiasaan hidup
Dibandingkan anak-anak, orang dewasa lebih banyak yang merokok dan atau minum alkohol, sehingga kemungkinan terkena penyakit akibat merokok atau minum alkohol semakin besar.
            Walaupun variabel umur itu penting, tetapi dalam menetukan penyebaran suatu masalah kesehatan menurut umur secara tepat tidaklah mudah.Masalah pokok yang dihadapi terutama di temukan di negara-negara berkembang adalah kesulitan dalam menetapkan umur seseorang.Penyebab utamanya adalah karena di negara yang sedang berkembang tersebut pencatatan tentang kelahiran belum begitu sempurna.Untuk mangatasi pertanyaan tentang umur ini sering dilakukan secara tidak langsung, misalnya memakai peristiwa penting sebagai patokan dalam menaksir umur sesorang.
            Adapun telah didapatkan data tentang penyebaran masalah kesehatan menurut umur, misalnya banyak ditemukan pada umur tertentu saja, disamping akan dapat dicarikan jalan keluar untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut, beberapa kesimpulan lain dapat pula ditarik, yakni :
a.       Adanya faktor tertentu pada kelompok umur tersebut yang menyebabkan mereka mudah terserang. Misalnya penyakit campak banyak ditemukan pada anak-anak. Kesimpulan yang dapat diterik adalah anak-anak ttidak memiliki zat kekebalan terhadap penyakit campak.
b.      Adanya faktor tertentu pada kelompok umur yang lain yang menyebabkan mereka sulit diserang. Misalnya penyakit campak jarang ditemukan pada orang dewasa. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah orang dewasa mempunyai zat kekebalan terhadap penyakit campak.
c.       Adanya peristiwa tertentu yang pernah dialami oleh kelompok umur tersebut. Misalnya penyakit paru banyak ditemukan pada penduduk dengan umur 35 tahun keatas. Kesimpulan yang dapat diterik adalah program imunisasi BCG baru berjalan dengan baik sejak 35 tahun yang lalu.

            Cara mengelompokkan keteranngan tentang umur sangat dipengaruhi oleh tujuan yang ingin dicapai. Apabila tujuan khusus tersebut tidak dimiliki, pengelompokkan yang lazim ialah menggunakan interval 4 tahun.

2. Jenis Kelamin
            Jenis kelamin juga mempengaruhi penyebaran untuk masalah kesehatan.Ada masalah kesehatan yang lebih banyak ditemukan pada kelompok wanita saja, dan ada pula masalah kesehatan yang lebih banyak ditemukan pada kelompok pria saja. Adanya perbedaan penyebaran yang seperti ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni :
a.       Karena terdapatnya perbedaan anatomi dan fisiologi antara wanita dan pria. Contoh masalah kesehatan yang penyebarannya dipengaruhi oleh perbedaan anatomi dan fisiologi ialah tumor prostat yang hanya ditemukan pada kaum pria.
b.      Karena terdapat perbedaan kebiasaan hidup antara wanita dengan pria. Ditemukannya banyak penderita kanker paru pada pria antara lain karena terdapatnya perbedaan kebiasaan merokok yaotu kaum pria lebih banyak merokok daripada kaum wanita.
c.       Karena terdapatnya perbedaan tingkat kesadaran berobat antara wanita dan pria. Kaum wanita pada umumnya lebih memiliki kesadaran yang baik untuk berobat daripada kaum pria.
d.      Karena terdapatnya perbedaan kemampuan atau kriteria diagnosatik beberapa penyakit. Ditemukannya lebih banyak penderita penyakit kencing nanah pada kaum pria daripada kaum wanita ialah karna kriteria diagnosatik penyakit kencing nanah pada pria lebih mudah.
e.       Karena terdapatnya perbedaan macam pekerjaan. Penyakit akibat kerja misalnya lebih banyak ditemukan pada kaum pria, karena memang kaum pria lebih banyak yang bekerja.
            Data penyebaran penyakit menurut jenis kelamin yang diperoleh diukur dalam bentuk sex-specific ratio yakni dengan membandingkan frekuensi masalah kesehatan yang ada pada kaum pria terhadap kaum wanita.

3. Golongan Etnik
            Penyebaran masalah kesehatan juga tergantung dari golongan etnik yang dimiliki. Golongan etnik adalah sekelompok manusia dalam suatu populasi yang memiliki kebiasaan atau sifat biologis yang sama. Sebagian ahli menyebut golongan etnis sama dengan tribe (suku bangsa) atau race (ras), tetapi sebagian lain membedakannya. Kalangan yang memebedakan berpendapat bahwa pengelompokkan menurut tribe atau race tersebut sering tidak objektif, karena pengelompokkan menurut tribe terganntung dari selera yang dimiliki, ada yang berdasarkan tempat tinggal, susunan makanan dan ada pula yang berdasarkan kebudayaan. Hal yang sama juga ditemukan pada pengelompokkan menurut race, karena pertimabangan politik sering mempunyai peranan besar.
            Sekalipun pengelompokkan race tidak obyaktif, namun secara umum pelbagai bangsa sering dibedakan menurut wana kulit dan bentuk tubuh.Untuk ini dikenal tiga macam race yakni, Ras Caucasoid (kulit putih), Ras Negro (kulit hitam) dan Ras Mongoloid (kulit kuning/sawo matang).
            Terlepas  adanya perbedaan pendapat yang seperti itu, sebenarnya golongan etnik, tribe atau race mempunyai peranan dalam penyebaran penyakit. Adanya perbedaan kebiasaan dan ataupun bentuk biologis memang menentukkan macam masalah kesehatan yang ditemukan.

4. Agama
            Pengaruh agama dalam penyebaran masalah kesehatan juga berperan besar. Kebiasaan-kebiasaan tertentu yang dimiliki oleh agama tertentu, akan mempengaruhi corak perilaku yang diperlihatkan, yang kesemuannya turut menentukan penyakit yang iderita. Contohnya agam islam dan yahudi yang terdapat kebiasaan menyunat, maka frekuensi masalah kanker penis relatif lebih rendah dari pada pemeluk agama lain.

5. Status Perkawinan
            Perkawinan disini bukan menunjuk kepada status jejaka atau perawan melaikan merupakan persekutuan antara dua jenis kelamin yang berbeda dalam bentuk keluarga (suami, istri, dan anak-anak) yang diakui secara sah oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku (sipil dan ataupun agama).Status perkawinan sering dibedakan atas empat macam, yakni belum menikah/kawin, cerai hidup dan cerai mati.
            Ditinjau dari sudut epidemiologi, status perkawinan ini ternyata juga mempengaruhi penyebaran masalah kesehatan, karena perilaku kalangan yang belum menikah berbeda dengan kalangan yang sudah menikah. Secara umum pengaruh tersebut dapat dibedakan menjadi tiga hal, yakni :
a. Terhadap pola penyakit
Pola penyakit yang ditemukan pada kalangan yang belum menikah berbeda dengan yang telah menikah.Contohnya penyakit kelamin dan penyakit akibat kecelakaan, ternyat lebih banyak ditemukan di kalangan yang belum berkeluarga.
b. Terhadap resiko terkena penyakit
Contohnya resiko terkena penyakit TBC, lebih besar pada istri atau suami yang pasangannya menderita TBC paru.Penyakit epilepsi juga merupakan penyakit keturunan.
c. Terhadap penatalaksanaan penanggulangan penyakit
Bujangan yang menderita penyakit akan mendapatkan perawatan yang kurang dibandingkan dengan mereka yang telah berkeluarga karena tidak ditemukan anggota keluarga tidak ditemukan anggota keluarga bujangan yang turut membantu mengatasi penyakit yang diderita.
            Dalam membicarakan hubungan antara status perkawinan dengan masalah kesehatan patut pula disampaikan hubungan sebqliknya, yaini pengaruh masalah kesehatan terhadap status masalah perkawinan.Dqlam kehidupan sehari-hari sering ditemukan seseorang yang sulit mendapatkan jodoh karena orang tersebut sakit-sakitan.

6. Pekerjaan
            Hubungan antara pekerjaan dengan masalah kesehatan telah sejak lama diketahui yang saaat ini menjqdi perjatian utama ahli Hiperkes. Pada dasarnya hubungan yangbterjadi disebabkan oleh tiga hak yakni :
a. Adanya resiko pekerjaan
Setiap pekerjaan mempunyai resiko tertentu dan karena itulah macam penyakit yang dideritannya akan bebeda pula. Contohnya  : seseorang yang bekerja sebagai buruh tambang misalnya, tentu mudah diduga bahwa orang tersebut akan mempunyai resiko yang lebih besar terkena penyakit silikosis.
b. Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan.
Secara alamiah terdapat perbedaan dalam memilih pekerjaan yang diinginkan.Seseorang yang bertubuh lemah, secara naluriah berupaya menghindari macam pekerjaan yang membutuhkan kerja fisik yang berat, demikian pula sebaliknya untuk mereka yang bertubuh kuat. Karena adanya perbedaan yang seperti ini, menyebabkan macam penyakit yang diderita akan berbeda pula.
c. Perbedaan macam pekerjaan
Perbedaan macam pekerjaan yang memiliki seseorang, menyebabkan terdapatnya pula perbedaan status sosial ekonomi yang dimiliki.Adanya perbedaan yang seperti ini menyebabkan perbedaan penyakit yang dideritanya.

7. Status Sosial Ekonomi
            Adanya hubungan status sosial ekonomi seseorang dengan masalah kesehatan  yang diderita bukan merupakan pengetahuan yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan beberapa masalah tertentu seperti misalnya penyakit infeksi dan kelainan gizi yang lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status sosial ekonomi rendah, dan sebaliknya beberapa penyakit tertentu seperti misalnya penyakit kardiovaskuler yang lebih banyak diderita oleh masyarakat dengan status sosial ekonomi tinggi.
            Terdapatnya penyebaran masalah kesehatan yang berbeda ini, pada umumnya dipengaruhi oleh dua hal yakni :
a.       Karena terdapatnya perbedaan kemampuan ekonomis dalam mencegah dan atau mengobati penyakit. Bagi mereka yang keadaan sosial ekonominya baik, tentu tidak sulit melakukan pencegahan dan ataupun pengobatan penyakit.
b.      Karena terdapatnya perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki. Dibandingkan dengan perbedaan kemampuan ekonomi maka peranan perbedaan sikap hidup dan perilaku ternyata lebih besar, dan karena itulah penyakit yang ditemukan tidak sama.
            Penentuan status sosial ekonomi dalam epidemiologi secara tidak langsung banyak dilakukan.Beberapa contoh terkenal adalah yang dilakukan oleh Holingshead & Redlich yang melakukan penelitian penyakit jiwa dengan mempergunakan indikotor pekerjaan, pendidikan dan keadaan tempat tinggal dalam menentukan status sosial ekonomi respondennya. Parker dan Bannett memakai indikator  pendapatan, pendidikan, tempat tinggal, keadaan gizi, jumlah anak dan sikap terhadap kesehatan.

            Sama halnya dengan variabel manusia, maka sering pula ditemukan masalah kesehatan tertentu yang banyak ditemukan pada suatu daerah tertentu saja, tetapi sangat sedikit di antara lain. Penyebaran yang seperti ini disebut penyebaran menurut tempat terjadinya masalah kesehatan tersebut.
            Dapat diketahuinya penyebaran menurut tempat, pelbagi kajian lebih lanjut dapat dilakukan, misalnya kajian terhadap penyebab kenapa masalah kesehatan tersebut banyak ditemukan di suatu daerah, tidak didaerah lain. Dengan membandingkan ciri-ciri khas dari suatu daerah, akan dapat diketahui penyebab tersebut, yang peranannya amat besar dalam membantu mencarikan jalan keluar penanggulangannya masalah kesehatan yang dimaksud.
            Ditinjau dari sudut epidemiologi, penyebaran masalah kesehatan menurut tempat ini banyak macamnya.Secara sederhana sering dibedakan atas beberapa macam saja yakni penyebaran satu wilayah, penyebaran beberapa wilayah, penyebaran seluruh negeri, penyebaran beberapa negara, dan penyebaran banyak negara.
            Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat terjadinya sangat penting karena darinketerangan yang diperoleh akan dapat diketahui beberapa hal lainnya yakni :

1. Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan suatu daerah
Dengan diketahuinya penyebaran penyakit di suatu daerah dapat di ketahui dengan tepat masalah-masalah kesehatan yang ada di daerah tersebut.Pengetahuan tentang masalah kesehatan yang tepat ini sangat penting, karena pada dasarnya masalah kesehatan yang ditemukan tersebut adalah identik dengan kebutuhan kesehatan daeah tersebut.

2. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengetahui masalah kesehatan di suatu daerah
Apabila telah diketahui jumlah dan jenis masalah kesehatan, dapat disusun program yang tepat untuk daerah tersebut. Hasil akhirnya bukan saja masalah kesehatan akan dapat diatasi secara tepat (efektif) tetapi juga pemakaian sumber yang ada tidak akan sia-sia (efisien).

3. Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di suatu daerah.
Keterangan tentang penyebab masalah kesehatan ini dapat diperoleh dengan membandingkan hal-hal khusus yang ada dan tidak ada pada suatu daerah.Perbedaan tentang hal-hal tersebut mungkin adalah penyebab timbulnya masalah kesehatan yang dimaksud. Keadaan- keadaaan khusus yang dimaksud banyak macamnya, yang terpenting adalah :

a. Keadaan geografis
Misalnya letak wilayah, struktur tanah, curah hujan, sinar matahari, kelembaban udara, suhunudara dan lain sebagainya yang seperti ini.
b. Keadaan penduduk
Perbedaan keadaan penduduk juga menentukan perbedaan penyebab penyakit menurut tempat.Pada dasarnya semua variabel manusia yang telah diuraikan diatas, termasuk dalam keadaan penduduk ini, disamping jumlah penduduk dan kepadatan penduduk.
c. Keadaan pelayanan kesehatan
Tidak sulit dipahami bahwa keadaan pelayanan kesehatan yang ditemukan di suatu tempat juga mempengaruhi penyebaran penyakit di tempat tersebut, meliputi jumlah, cakupan dan mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
            Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat secara umum dapat dibedakan atas lima macam, yakni :

1. Penyebaran satu wilayah (setempat/lokal)
Masalah kesehatan hanya ditemukan dinsatu wilayah.Batasan wilayah tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, misalnya pada satu kelurahan saja, satu kecamatan saja dan lain sebagainya. Pembagian menurut wilayah yang sering dipergunakan ialah desa dan kota, yang masing-masing karena cirinya tersendiri mempunyai gambaran penyakit yang berbeda-beda pula.

2. Penyebaran beberapa wilayah
Beberapa wilayah yang dimaksud tergantung dari sistem pemerintahan yang dianut, misalnya beberapa kelurahan, beberapa kecamatan dan lain-lain.

3. Penyebaran satu negara (nasional)
Masalah kesehatan di temukan di semua wilayah yang ada dalam satu negara. Tergantung dari keadaan geografis dan luasnya suatu negara, masalah yang ditimbulkannya akan berbeda pula termasuk negara kepualauan.

4. Penyebaran beberapa negara (regional)
Masalah kesehatan menyebar ke beberapa negara. Masuk atau tidaknya suatu penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain :
a.       Keadaan geografis yang dapat menyebabkan suatu penyakit dapat terjangkit atu tidak di negara tersebut.
b.      Hubungan komunikasi yang dimiliki, artinya apzkah letak negara tersebut berdekatan dengan negara yang terjangkit penyakit, bagaimana sistem transportasi antar negara, bagaiman hubungan antar penduduk yang berkunjung dan menetap dan lain sebagainya yang seperti ini.
c.       Perturan perundang-undangan yang berlaku, khususnya dalam bidang kesehatan.
5. Penyebaran banyak negara (internasional)
Masalah kesehatan telah banyak ditemukan di banyak negara karena kemajuan sistem komunikasi dan transportasi.

            Masalah kesehatan dapat pula terjadi dalam frekuensi tertentu menurut waktu.Misalnya banyak ditemukan pada musim hujan, tetapi berkurang pada musim panas. Sama halnya dengan variabel manusia dan tempat, pengetahuan tentang penyebaran masalah kesehatan mnurut waktu ini dapat  pula dimanfaatkan untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut.
            Penyebaran manurut waktu dalam epidemiologi sering dibedakan atas beberapa macam yakni penyebaran satu saat, penyebaran satu kurun waktupenyebaran siklis dan penyebaran sekuler.
            Macam penyebaran masalah kesehatan ketiga yang perlu dipelajari dalam epidemiologi adalah penyebaran menurut wqktu. Menyebaran menurut waktu iniakan memebantu dalam memahami beberapa hal, yakni :
1. Kecepatan perjalanan penyakit
2. Lama terjangkitnya suatu penyakit
            Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni :
                                                       
1. Sikap penyakit yang ditemukan
2. Keadaaan tempat terjangkitnya penyakit
3. Keadaan penduduk
4. Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia
            Pembagian macam penyebaran masalah kesehatan menurut waktu itu tergantung dari tujuan yang dimiliki.Secara umum pembagian tersebut dibedakan atas empat macam yakninpenyebaran suatu saat, satu kurun waktu, siklus dan sekular.
1. Penyebaran satu saat
Disini penyebaran masalah kesehatan diukur pada suatu saat tertentu.Saat yang dimaksud berbeda-beda dan demikian pula hasil yang diperoleh. Beberapa keadaan khusus yang ditemukan pada penyebaran penyakit pada satu saat tertentu adalah :
a.       Point source epidemiologi (common source epidemic)
Common source epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai oleh :

1)      Timbulnya gejala penyakit yang cepat
2)      Masa inkubasi yang pendek
3)      Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal
4)      Muncul hanya pada waktu tertentu saja, serta
5)      Lenyapnya penyakit dalam waktu cepat
Keadaan penyakit yang seperti ini ditemukan misalnya pada peristiwa keracunan makanan.
b.      Contagius disease epidemmic (propagated epidemic)
Propagated epidemic ialah suatu keadaan wabah yang ditandai dengan :



1)      Timbulnya penyakit yang lambat
2)      Masa inkubasi yang panjang
3)      Episode penyakit bersifat majemuk
4)      Waktu munculnya penyakit tidak jelas, serta
5)      Lenyapnya penyakit dalam waktu lama
Keadaan penyakit yang seperti ini ditemukan misalnya pada waktu penyakit yang bersifat menular.

2. Penyebaran satu kurun waktu
Perhitungan penyebaran masalah kesehatan dilakukan menurut kurun waktu tertentu (clustering menurut waktu).Cara perhitungan yang seperti ini sering dipergunakan untuk mencari penyebab suatu penyakit.Sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Aycock dan Luther yang setelah melakukan analisis data penyakit menurut kurun waktu tertentu berkesimpulan bahwa timbulnya penyakit polio melitis pada anak adalah sesudah anak tersebut mengalami tonsilektomi.

3. Penyebaran siklis
Disebut penyebaran secara siklik bila frekuensi suatu masalah kesehatan naik atau turun menurut siklus tertentu, misalnya menurut sistem kalender tertentu (minggu, bulan, tahun), menurut keadaan cuaca (musim hujan, musim panas), dan atau menurut peristiwa tertentu (musim panen, musim panceklik).
Untuk dapat mengetahui penyebaran secara siklik, tentu perlu dilakukan pengumpulan data secara terus menerus.Penyajian data dalam bentuk grafis dapat membantu penggambaran yang lebih cepat tentang penyebaran siklis ini.

4. Penyebaran secular
Disebut penyebaran sekuler bila perubahan yang dialami dalam waktu yang cukup lama misalnya lebih dari 10 tahun.


Sumber :
http://umikalsumalmii.blogspot.com/2013/05/segitiga-distribusi-penyakit_6946.html